KORAN-FAKTA.ID – Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ( Disnakertran ) kabupaten Garut, hari ini , Rabu 20 September 2023, melaksanakan wawancara tahap kegiatan Special Skill Walker ( SSW ) kepada 10 peserta lulusan yang telah mengikuti pembelajaran Bahasa Jepang.
Kesepuluh peserta merupakan calon – calon Pekerja Migran Indonesia yang difasilitasi oleh Disnakertran melalui program Gerakan Tenaga Kerja Berkarya ( Gentra Karya ).
Kepada media, Kadisnakertrans kabupaten Garut Erna Sugiarti mengatakan, mereka yang di wawancara hari ini merupakan peserta hasil seleksi yang lolos untuk bekerja ke luar negeri dengan negara tujuan yakni negara Jepang.
” Kita baru tahun ini ada pelatihan bahasa Jepang, hal ini untuk memenuhi kebutuhan pekerja migran dari Garut untuk ditempatkan di Jepang” kata Kadisnakertrans Erni Sugiati di ruang kerjanya.
Masih kata Erni, ada 42 orang yang akan kita siapkan untuk menjadi pekerja migran ke negara Jepang, mereka merupakan hasil seleksi yang dilakukan oleh Disnakertrans melalui program Gentra Karya sejak bulan Januari mereka dibiayai penuh oleh pemerintah daerah, mulai dari seleksi, asrama , makan, belajar bahasa Jepang, Visa dan pasportnya semua ditanggung oleh Pemkab Garut serta tidak dipungut biaya sama sekali.
” Dari bulan Januari kita sudah melakukan rekrutmen, mereka yang lolos seleksi ini mempunyai semangat untuk bekerja ke luar negeri, dan bisa menjadi contoh bagi anak – anak muda kabupaten Garut untuk tidak takut bekerja ke luar negeri ketika penempatannya itu secara prosedural” terangnya.
Erna berharap, melalui program penyaluran tenaga kerja yang diprakarsai oleh Disnakertrans ini mampu mengurangi angka pengangguran di kabupaten Garut selain itu dengan banyaknya para diaspora yang ada di luar negeri akan memberikan pengaruh besar terhadap meningkatnya perekonomian di masyarakat, sehingga tentunya membantu masyarakat dalam meningkatkan taraf hidup keluarga.
” Ini juga memotivasi bagi warga Garut bahwa peluang untuk bekerja ke luar negeri itu cukup luas terutama Jepang, karena di Jepang itu pertahunnya dibutuhkan tenaga kerja hampir 1000 orang pekerja, untuk anak – anak yang saat ini kita persiapkan bekerja di Jepang diharapkan mereka bisa memperbaiki kesejahteraan di keluarganya, bisa menumbuhkan perekonomian daerah serta mampu menurunkan angka kemiskinan di kabupaten Garut” harapnya.
Sementara itu salah satu peserta yang mengikuti SSW , Sahrul menyampaikan alasannya termotivasi untuk bekerja ke Jepang yaitu ingin meningkatkan taraf hidup keluarganya dan membantu perekonomian orang tua yang saat ini kurang berkecukupan.
” Saya termotivasi bagaimana untuk bisa lebih dari penghasilan orang tua saat ini, dimana ayah saya hanya pekerja serabutan yang tidak tentu penghasilannya,, dan ibu hanya sebagai ibu rumah tangga biasa, saya harap dengan memutuskan untuk menjadi pekerja migran di Jepang bisa meningkatkan taraf hidup keluarga yang ada di Garut” ujar Sahrul.