KORAN-FAKTA.ID – dr. Hani Firdiani mengapresiasi penerbitan buku berjudul Rekam Jejak Helmi Budiman. Buku tersebut disusun oleh Tata Ansori. Usai menghadiri Launching Buku dan Bedah Buku di Favehotel jl. Cimanuk Garut Kecamatan Tarogong Kidul Kabupaten Garut Jawa Barat. Kamis (14 Desember 2024)
Menurut dr Hani Firdiani mengatakan Buku itu adalah warisan, warisan yang diabadikan dalam sebuah ilustrasi yang diwariskan ke generasi selanjutnya. Banyak hal positif disampaikan, terima kasih pada penulis dan para narasumber yang telah mendistribusikan tulisannya. Hampir semua yang telah membedah buku ini menyatakan bahwa hampir semuanya positif, meskipun juga terdapat kekurangannya dalam pandangan lawan politik atau dari sudut pandang lainnya. Semoga terdapat revisi untuk memperbaikinya.
” Secara keseluruhan, saya mengapresiasi upaya pembuatan buku ini dalam waktu yang singkat. Proses penelitian yang memakan waktu cukup lama dalam berinteraksi dan menghubungi semua narasumber membawa lahirnya buku ini,” Ucap dr Hani Firdiani Wakil ketua TP PKK Kabupaten Garut sekaligus seorang istri Wakil Bupati Garut

Dikatakan dr Hani Firdiani banyak hal saat mendamping suami (dr Helmi Budiman-red). Dalam kurun waktu 15 tahun ini, 5 tahun saya menjabat sebagai istri anggota DPRD, dan 10 tahun sebagai istri wakil Bupati. “Ketika menjadi istri anggota dewan, peran saya tidak terlalu banyak terjun langsung ke masyarakat paling kita ada komunitas pertemuan istri dewan yang saling menguatkan diantara kita, karena fokus pada kelahiran dan menyusui. Peran istri anggota dewan saat itu tidak terlalu banyak dituntut untuk terlibat langsung, ” ujarnya
Sambung Ia, Ketika menjadi istri wakil Bupati, tantangannya cukup berat karena sorotan langsung masyarakat terhadap istri eksekutif. Tuntutan dari masyarakat terkadang berlebihan, melebihi apa yang dapat kami lakukan. Meskipun ada keterbatasan dalam penyelesaian permasalahan di Kabupaten Garut, tuntutan masyarakat terus berlanjut.
“tuntutan masyarakat itu kadang kadang suka ada yang berlebihan juga sih, berlebihan kadang melebihi apa yang kita sanggupi. Termasuk permasalahan permasalahan di Kabupaten Garut seakan akan itu harus kita selesaikan semuanya padahal ada keterbatasan tentu saja dari pemerintah dan tentu penyelenggara pembangunan baik itu program pembangunan dan program tersebut anggaran nya ada di SKPD atau dinas, tetapi kan tuntutan masyarakat tidak begitu, tetapi mereka menuntut kita juga untuk berkontribusi langsung,” jelasnya
“Sedangkan saya saja di TP PKK itu tidak mendapatkan program, tidak mendapatkan anggaran khusus, sehingga tantangan yang cukup berat, karena kita harus terjun ke masyarakat harus membiayai sendiri kegiatan kegiatan kita,” imbuhnya

Ada sukacita dan kesulitan dalam mendampingi sebagai istri wakil bupati. Meskipun terdapat perubahan positif di masyarakat dan pembangunan di Kabupaten Garut, ketika kita sudah berniat baik, bekerja pun dengan baik namun tidak dinilai dengan baik. Namun itu pun tidak masalah karena ketika kita ikhlas dan kita serahkan kepada Allah SWT
“Alhamdulillah setelah masa jabatan selesai, kita itu ingin selamat dunia akhirat, mudah mudahan kontribusi kita selama sepuluh tahun ini juga tidak sia sia, tapi ada manfaat nya, ada berkahnya untuk Kabupaten Garut,” ungkapnya
Harapannya, karena kita sebentar lagi selesai, dan kita mempersiapkan diri apakah masyarakat Garut masih terus menginginkan kita untuk memimpin Garut atau tidak kita serahkan seluruhnya kepada masyarakat. Tapi ada hal visi misi kita Garut itu harus semakin baik terutama dalam hal kualitas SDM nya.
Untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Garut yang masih berada di peringkat bawah di Jawa Barat, diperlukan bukan hanya pengorbanan dari pemerintah tetapi juga partisipasi masyarakat Garut. Pendidikan merupakan hal penting, di mana penduduk usia di atas 25 tahun harus mau mengejar pendidikan paket agar IPM dapat meningkat.
“Pola asuh anak juga penting agar anak-anak tetap bersekolah hingga wajib belajar 9 tahun dan seterusnya hingga 12 tahun. Penguatan masyarakat Kabupaten Garut dalam hal ini serta pendidikan karakter menjadi kunci, karena keberhasilan suatu bangsa bergantung pada bagaimana pendidikan karakter dijaga, dari usia dini hingga dewasa, dan di tingkat desa yang memberikan keteladanan. Dengan kebersamaan ini, beban pemerintah dalam memperkuat SDM tidak akan terlalu berat.” Pungkasnya (J Wan)
Editor: TA