KORAN-FAKTA.ID – Perwakilan Commissioner Italian Trade Agency (ITA) atau Badan Perdagangan Italia mengadakan kunjungan lapangan ke Kabupaten Garut tanggal 7-9 Desember 2023 .
Kunjunganya di Garut ITA diwakili Dr Paolo Pinto didampingi oleh Yayasan Poppy Dharsono dan Koperasi Artisan Kulit Indonesia. Wakil Bupati Garut dr Helmi Budiman, Kepala Disperindag ESDM Garut Ridwan Effendi, dan Kepala Dinas Koprasi UMKM Garut Ridzky Ridznurdhin.
Kunjungan ini merupakan tindak lanjut kerjasama antara pemerintah Italia dengan Kabupaten Garut dalam hal pengembangan dan peningkatan kapasitas industri kulit
Saat ditemui usai membuka kegiatan Peningkatan Kapasitas Industri Kulit Kabupaten Garut,
Wakil Bupati Garut, dr. Helmi Budiman, menyatakan, ini merupakan bagian dari kegiatan yang sudah kita laksanakan sebelumnya, kerjasama antara kita dengan Italia untuk meningkatkan kualitas produksi kulit di Kabupaten Garut
“kita minta tenaga ahli dari Itali, Alhamdulillah sekarang dikirim dari Itali ke Garut. Kedatangan Mr Pinto ini untuk memantau untuk melakukan assessment kira-kira yang dibutuhkan oleh kita apa saja, mudah-mudahan juga termasuk bisa bantuan dana, Ya paling tidak tenaga ahli yang akan dikirim ke Garut ini sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh kebutuhan pengrajin kulit yang ada di Garut,” ucap Wabup Garut ,di RM Asep Stroberi Cimaragas, Kecamatan Cilawu, Kamis (7 Desember 2023).
Sementara Ketua Koperasi Artisan Kulit Indonesia, Poppy Dharsono mengatakan, kedatangan Trade Commissioner ke Kabupaten Garut ini sebagai jalinan kerjasama dalam hal pengembangan industri kulit di Kabupaten Garut.
“Italy kan sudah dikenal dengan industri kulit yang nomer satu di dunia, jadi kita ingin membranding untuk industri kulit di sini,” ujar Poppy Dharsono yang juga mewakili Yayasan Poppy Dharsono kepada wartawan
Poppy menerangkan, kerjasama dalam peningkatan kapasitas pelaku industri kulit di Kabupaten Garut ini perlu dilakukan untuk meningkatkan kemampuan para pelaku industri kulit di Kabupaten Garut.
Dengan meningkatnya kemampuan ini, kualitas produksi kulit bisa meningkat dan pemasaran pun akan lebih luas.
“Meningkatkan kualitas, meningkatkan desainnya ini perlu agar jika Italy memperoleh nilai kualitas 10, Garut katakanlah sekarang masih 4 kita ingin jadi 6 atau 7 dulu,” ujarnya.
Selain peningkatan kualitas, kata dia, perlu untuk meningkatkan kepedulian terhadap lingkungan, karena sekarang ini kalau ketahuan bahwa lingkungan kita masih jelek, bisa nggak diterima sama pasar.
“Memang perlu waktu karena kalau kita ingin jualan produk bagus, gampang tapi hulunya harus kita kawal dari mulai penyamakannya kemudian tasnya jadi mendetail kalau garment mulai pot cuttingnya, warnanya terus kemudian bagaimana teknik potongnya, teknik menjahitnya itu semua harus detail. Ini harus benar pelan-pelan,” terangnya.
Dalam pembenahan ini juga, kata dia, tidak bisa dibebankan kepada pengusaha, tetapi ini harus ada peran serta pemerintah baik daerah maupun pusat serta peran serta kerjasama luar negeri, seperti sekarang ini.
“Tujuannya kan untuk memberikan devisa kepada negara satu hari. Karena produk Garut pasti akan bisa untuk ekspor kalau kita bimbing,” ujarnya.
Popy menerangkan, dalam membantu meningkatkan kualitas produk kulit Garut ini, kedepannya pihaknya ingin membuat semacam politeknik untuk perkulitan.
“Kebetulan saya juga ada LaSalle College Jakarta. Itu kerjasama dengan Kanada. Nah kita dengan siap untuk mendirikan sebuah school of leather atau sekolah artisan” ujarnya.
Artisan sendiri, lanjut dia, beda dengan pengrajin, karena artisan ini harus membuat produk kulit sesuai dengan desain dan membuat warna kulit yang akan diproduksi sesuai dengan keinginan pembeli.
“Seperti ada warna-warna Ini tahun depan warnanya misalnya ada lemon green Ada perak, ada emas, ada tan, ada broken white, nah ini kita harus ikutin,”terangnya.
Maka dari itu, perlu adanya pendidikan dan bimbingan untuk Artisan ini baik dari asosiasi, teknologi dan networking.
Keseriusan Poppy dalam pengembangan industri kulit di Kabupaten Garut, juga dibuktikan dengan hadirnya Piazza Firenze, sebagai tempat untuk menampilkan produk-produk kulit dengan kualitas tinggi.
“Karena nanti yang bagus-bagus yang primer nanti ke sana, primer (atau berkualitas), supaya orang ke sini supaya ada ini (pilihan),” ucapnya.
Selain itu, Poppy menjelaskan jika kedatangan Paolo Pinto ke Kabupaten Garut akan melakukan survei industri kulit yang ada di Kabupaten Garut, di mana hasil survei tersebut akan dilaporkan ke pemerintah Itali, sehingga tahun depan pemerintah Itali diharapkan bisa mendatangkan tenaga ahlinya ke Kabupaten Garut.
Sementara itu, The Trade Commissioner of ITA, Paolo Pinto, menuturkan, bahwa produk kulit di Kabupaten Garut memiliki potensi yang bagus, karena ia melihat adanya kualitas yang baik dari beberapa produk kulit yang ditampilkan dalam pertemuan kali ini.
Untuk itu, para artisan kulit di Kabupaten Garut harus bisa mempelajari teknologi baru dalam produksi kulit ini, serta terus berupaya untuk melakukan improvisasi terhadap karyanya.
“The strength is the quality of the leather, and the low prices. So if you put together this with high technology, the market too is yours, but you have to work, (Kelebihannya adalah kualitas kulit dan harga yang murah. Jadi jika anda melakukan hal ini dengan teknologi tinggi (canggih), pasar juga menjadi milik anda, tetapi anda harus (terus) berusaha,” tuturnya. (*)
Editor: J Wan