KORAN-FAKTA.ID – Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PDI Perjuangan Kabupaten Garut menggelar acara buka puasa bersama dengan anak yatim, pemulung, ojek online, pengayuh becak, sopir angkot, dan insan pers di halaman Kantor DPC PDI Perjuangan Garut, Jalan Merdeka, Desa Jayaraga, Kecamatan Tarogong Kidul, Sabtu (29/03/2025).
Acara ini diinisiasi oleh Ketua DPC PDI Perjuangan Garut yang juga merupakan anggota DPRD, Yudha Puja Turnawan, sebagai bentuk empati dan kepekaan sosial di bulan Ramadan. Acara tersebut juga dihadiri oleh Bupati Garut, Syakur Amin.
“Saya sangat gembira dan bahagia karena di bulan puasa ini, terutama DPC PDI Perjuangan, bisa menunjukkan kepeduliannya kepada mereka yang membutuhkan sentuhan dari kita,” ungkapnya.
Bupati Garut juga menyampaikan rasa bangganya kepada Ketua DPC PDI Perjuangan Garut dan pihak lainnya yang telah berinisiatif mengumpulkan dana untuk dibagikan kepada masyarakat.
“Semoga ini menjadi amal ibadah bagi beliau dan semoga DPC PDI Perjuangan semakin sukses serta masyarakat merasa lebih diperhatikan,” tandasnya.
Sementara itu, Ketua DPC PDI Perjuangan Garut, Yudha Puja Turnawan, mengatakan bahwa ide acara ini muncul setelah dirinya berkeliling pada 24 Maret 2025 untuk membagikan sembako dan santunan kepada masyarakat yang membutuhkan.
Saat itu, ia bertemu dengan Pak Ayi, seorang pemulung paku dari Kampung Neglasari, Kelurahan Sukajaya, Kecamatan Tarogong Kidul. Pak Ayi bercerita bahwa dalam sehari ia hanya mampu mengumpulkan 5 kilogram paku, yang jika dijual ke pengepul hanya menghasilkan Rp15.000, jumlah yang sangat minim untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya.
“Ini adalah wajah dari kemiskinan ekstrem di Kabupaten Garut. Hasilnya hanya cukup untuk membeli satu kilogram beras, belum termasuk lauk-pauknya. Sangat tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari bagi dirinya dan keluarganya,” ujar Yudha.
Melalui acara buka puasa ini, Yudha berharap dapat menyampaikan pesan penting kepada Bupati Garut, Syakur Amin, agar lebih memperhatikan kesejahteraan pekerja sektor informal.
Ia menekankan bahwa para pemulung, termasuk mereka yang mengumpulkan paku dan sampah plastik, adalah pahlawan lingkungan yang berkontribusi besar dalam daur ulang sampah. Namun, mereka sendiri hidup dalam keterbatasan ekonomi.
“Keluarga seperti Pak Ayi ini, keluarga-keluarga pemulung, harus mendapatkan BPJS PBI, bantuan kewirausahaan, serta Program Keluarga Harapan (PKH). Anak-anak mereka juga harus mendapatkan Kartu Indonesia Pintar. Mereka harus menjadi perhatian pemerintah,” tambahnya.
Selain pemulung, Yudha juga menyoroti pentingnya perhatian terhadap anak yatim di Kabupaten Garut. Saat ini, baru sekitar 4.004 anak yatim yang mendapatkan bantuan dari pemerintah pusat melalui program Atensi Yatim Piatu.
Ia berharap Pemerintah Kabupaten Garut bisa lebih proaktif agar lebih banyak anak yatim mendapatkan bantuan dan bisa mengakses pendidikan hingga jenjang yang lebih tinggi.
“Saya menitipkan mereka. Fungsi partai politik hari ini, khususnya PDI Perjuangan, adalah mengartikulasikan kepentingan masyarakat dan mengagregasikannya ke dalam kebijakan. Kami berperan dalam menjembatani hal ini kepada pemerintah,” tandasnya.