KORAN-FAKTA.ID – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut memikul tanggung jawab besar sebagai perwakilan rakyat. Tidak hanya menjadi figur yang mewakili suara rakyat, mereka juga harus menjadi penyambung aspirasi yang efektif dari bawah.
Menindaklanjuti tanggung jawab tersebut, Anggota DPRD Garut, Yudha Puja Turnawan, bersama kader PDI Perjuangan membuka sebuah usaha kecil bernama “Angkringan Wakil Rakyat.”
“Angkringan Wakil Rakyat ini diinisiasi oleh saya dan pengurus ranting PDI Perjuangan dari Kecamatan Bayongbong serta pengurus Badan Penanggulangan Bencana DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut,” ujar Yudha.
Menurut Yudha, tujuan utama dari angkringan ini adalah untuk menambah penghasilan para kader PDI Perjuangan agar mereka dapat lebih banyak memberikan manfaat kepada masyarakat.
Yudha menjelaskan bahwa angkringan ini sengaja dibuka di tengah kota dan di pinggir jalan untuk memperluas interaksi dirinya sebagai anggota DPRD, serta anggota lainnya, termasuk dari fraksi lain, dengan masyarakat.
“Setiap malam, jika tidak ada kunjungan kerja ke luar kota, saya akan berusaha untuk standby antara pukul 7 hingga 8 malam, melayani dan menerima semua keluh kesah atau curhatan warga. Jadi, mereka tidak perlu datang ke Gedung DPRD.”
Baginya, demokrasi adalah politik keseharian. Politik tidak hanya berlangsung di Gedung DPRD atau di partai politik, tetapi juga di mana interaksi terjadi antara elit politik dan rakyat, untuk memperjuangkan kebaikan bersama.
“Sebagai contoh, mungkin ada ojek online yang belum memiliki BPJS. Pemerintah mengalokasikan anggaran APBD untuk BPJS PBI. Di sini, ruang interaksi itu bisa terjadi, dan semua isu yang berkaitan dengan komisi 1, 2, 3, dan 4 bisa dibahas di sini,” jelas Yudha.
“Kami menyerap aspirasi masyarakat tidak hanya saat reses, tetapi setiap hari melalui angkringan ini. Angkringan ini juga merupakan bentuk usaha dari kader, di mana saya menyisihkan penghasilan saya agar kader bisa berusaha, serta membuka ruang bagi publik dari berbagai latar belakang untuk berinteraksi, tanpa melihat afiliasi partai.” Jelasnya
“Insyaallah, selama saya ada di sini, angkringan ini akan saya subsidi. Mungkin saja ada masyarakat yang datang tanpa uang, jadi saya selalu menyimpan uang Rp 200 ribu. Usaha ini tetap berjalan, aspirasi tetap tersampaikan, sehingga tidak merugikan usaha tersebut,” lanjutnya.
“Intinya, berdirinya Angkringan Wakil Rakyat ini adalah untuk meningkatkan intensitas interaksi antara rakyat dan wakil rakyat,” pungkas Yudha. (J Wan)
Editor: TA