KORAN-FAKTA.ID – Ketua Umum Ikatan Saudagar Muslim se-Indonesia (ISMI), Ilham Akbar Habibie, didampingi oleh Sekjen DPP Ibu Juliana dan Ketua ISMI Jabar Rudi Rakian serta Ketua ISMI Garut, Dodi Gustari, mengunjungi sentra Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Kabupaten Garut, Jawa Barat. Salah satu yang dikunjungi adalah pengrajin tenun sutra milik Isam yang terletak di Kecamatan Bayongbong, Garut, pada Kamis (15 Agustus 2024).
Pada kesempatan tersebut Ilham Akbar Habibie melihat proses pemintalan benang dan hasil kain tenun sutra serta mencoba menjalankan mesin tenun sutra
Menurut Ilham Akbar Habibie, industri kecil menengah (IKM) seperti ini harus dibantu, terutama di Jawa Barat. “Ini sangat unik, saya pertama kali melihat tenun sutra di Indonesia. Saya kira memang ada beberapa di Garut, juga di Sulawesi Selatan,” ujar Ilham.
Ia menambahkan, “Ini adalah industri berdasarkan tradisi yang kita temukan di satu daerah. Dengan adanya kombinasi bersama Pak Isam, yang merupakan desainer, maka motif-motif kain yang dibuat di sini menjadi sangat menarik.” Ungkapnya
“Tradisi yang sudah lama ada di Garut ini dipadukan dengan talenta yang mampu membaca selera masyarakat dan mengerjakannya menjadi produk yang diminati. Ini sangat penting,” lanjutnya.
Ilham juga berharap IKM seperti ini dapat dibantu dari berbagai aspek, misalnya dalam hal permodalan, teknologi, atau pendidikan bagi para pekerja. “Banyak yang sudah punya keterampilan tradisional, namun masih perlu penambahan keterampilan untuk meningkatkan daya saing di masa mendatang,” kata Ilham.
Dalam hal teknologi, Ilham menilai pasar untuk produk ini adalah pasar khusus. “Saya baru belajar bahwa jika kita mencoba menggantikan proses manual dengan mesin, mungkin produksinya bisa lebih banyak, tetapi kehalusan dan kemulusan produk akhirnya berbeda,” jelasnya.
“Ini memang pasar tersendiri, lebih kepada pasar kelas atas, bukan murah tapi punya kualitas tertentu. Dengan mesin, produksi bisa lebih banyak, tetapi kualitas bahan mungkin berbeda,” tambahnya.
Ilham juga menyebut bahwa ini adalah industri artisan, di mana seniman atau pengrajin bekerja berdasarkan budaya, namun sudah ada unsur industri karena produksinya yang berkesinambungan. “Jika seniman melukis, hasilnya mungkin berbeda-beda, tapi di sini bisa direplikasi berkali-kali jika sudah ada corak atau pola yang didesain.” Imbuhnya
Selain itu, Ilham menekankan pentingnya akses ke pasar. “Pak Isam sudah menjelaskan bahwa akses ke pasar dilakukan melalui pameran dan juga secara online. Namun, jika ditambah dengan jaringan yang dimiliki ISMI, saya kira ini bisa lebih dibantu, terutama untuk ekspor,” ujarnya.
“Untuk sisi konsumen, ini memang untuk selera khusus. Karena dibuat tidak secara massal, produk ini lebih menyasar kelas menengah ke atas,” tutup Ilham. (J WAN)
Editor: TA