KORAN-FAKTA.ID – Sebagai bentuk empati kepada masyarakat yang membutuhkan, pada Senin, 12 Agustus 2024, Anggota DPRD Garut Yudha Puja Turnawan bersama Kepala Desa Neglasari, Aceng Alimin, Ali Saepudin (Ketua PAC PDI Perjuangan Limbangan), dan Yogi (Korcam Pendamping PKH Limbangan) mengunjungi langsung Pak Dadang, Pak Husni, dan Ibu Eutik yang mengalami musibah kebakaran di Kampung Rancaciung, RT 01 RW 10, Desa Neglasari, Kecamatan Limbangan, Kabupaten Garut, Jawa Barat, pada Minggu (11/08/2024) pukul 12:00 WIB.
Salah satu korban yang rumahnya terbakar, Ibu Eutik, adalah seorang lansia yang tinggal sendiri. Suaminya telah lama meninggal dunia.
Yudha Puja Turnawan, yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kabupaten Garut, menyampaikan bahwa kunjungannya tersebut adalah bentuk rasa bela sungkawa.
“Kedatangan kami yang pertama adalah untuk menyampaikan rasa bela sungkawa atas musibah yang dialami oleh ketiga keluarga ini. Semoga mereka dan keluarganya diberikan kekuatan dan kesabaran,” ujarnya.
Dalam kunjungannya, Yudha Puja Turnawan juga memberikan bingkisan berupa paket sembako dan santunan uang tunai kepada para korban kebakaran.
Ia juga berharap agar Pemerintah Desa Neglasari segera membuat proposal bantuan yang ditujukan kepada Dinas Perkim, karena di Perkim tersedia bantuan bahan bangunan untuk rumah yang mengalami musibah kebakaran. Selain itu, ia juga menyarankan agar berkomunikasi dengan Dinas Sosial, CSR BJB, dan Baznas.
“Saya berharap Pemerintah Desa dapat memperkokoh semangat gotong royong warga untuk membangun kembali ketiga rumah yang terkena musibah ini,” harapnya.
Sementara itu, Kepala Desa Neglasari, Aceng Alimin, mengungkapkan rasa terima kasihnya karena Yudha Puja Turnawan telah menyempatkan waktu untuk hadir, meskipun beliau sibuk, terutama menjelang pelantikan Anggota DPRD Garut yang sangat penting.
“Saya ucapkan terima kasih. Semoga beliau selalu diberikan kesehatan, kemudahan, dan kelancaran dalam segala urusannya,” ujarnya.
Langkah selanjutnya, kami akan berupaya untuk berkomunikasi dengan dinas terkait. Pertama, untuk Pak Dadang, mengingat pekerjaannya yang serabutan sebagai buruh. Kedua, untuk Ibu Eutik, yang merupakan lansia tunggal yang harus diperjuangkan, karena tidak ada lagi yang bisa menolongnya. Ketiga, untuk Pak Dadang, yang juga sebagai Linmas, melihat kondisinya yang sangat membutuhkan bantuan.
“Insyaallah, kami akan berkomunikasi dan berupaya agar mereka merasa nyaman dalam pembangunan tempat tinggalnya yang akan datang,” tutupnya.(J Wan)