KORAN-FAKTA.ID – Universitas Garut (Uniga) menggelar seminar bertema “Unlock the Key” (Membuka Kunci) pada Kamis (23 Januari 2025). Kegiatan ini berlangsung di Kampus Uniga, Jalan Raya Samarang (Hampor), Kecamatan Tarogong Kaler, Kabupaten Garut, dengan menghadirkan empat narasumber, di antaranya Ketua Dewan Adat Kabupaten Garut (DAKG) Dr. (HC) Cepi Kusma, S.Pd., serta Panji Topan (Magister Filologi), Drs. Warjita, dan Dadan Khaerudi.

Ketua Dewan Adat Kabupaten Garut (DAKG), Dr. (HC) Cepi Kusma, S.Pd., menyampaikan bahwa seminar ini bertujuan untuk mengungkap sejarah Garut di masa lampau.

“Kami diundang oleh Kampus Uniga, dan tema yang kami sajikan adalah bedah buku Garut Lain Kakarut, yang relevan dengan tema ‘Unlock the Key’. Dalam kajian ini, kami membuka fakta sejarah Garut sebelum menjadi ibu kota Limbangan pada tahun 1813,” jelasnya.

Cepi juga menekankan pentingnya memahami sejarah yang benar. Menurutnya, sejarah membentuk sistem pendidikan dan nilai-nilai kehidupan. Ketika sejarah tidak sejalan dengan kenyataan atau kebenaran, hal tersebut dapat melahirkan karakter yang tidak sesuai dengan nilai luhur.

“Jika kita hanya memahami nama Garut sebagai kakarut (tergores tanaman berduri), maka nama ini seolah melahirkan makna carut-marut, sisih-sikut, dan silih-kaut, yang membuat kita risih. Padahal, nama memiliki makna sakral, doa, harapan, dan identitas. Kajian kami menunjukkan bahwa nama Garut sudah ada sebelum menjadi ibu kota Limbangan, dan kami memiliki bukti akademis yang valid,” tandas Cepi.

Ia juga menjelaskan bahwa bukti sejarah Garut ditemukan dalam beberapa naskah kuno, seperti naskah tahun 1760, peta tahun 1809 yang menyebut Garut sebagai ibu kota Pasanggrahan, serta peta tahun 1812 dan 1817 yang menunjukkan perkembangan wilayah Garut.

“Kajian ini telah kami bukukan dengan data-data yang valid. Bagi masyarakat yang ingin mengetahui lebih lanjut, kami mempersilakan untuk datang ke sekretariat DAKG dan mempelajari buku-buku kami,” tambahnya.

DAKG, lanjut Cepi, berkomitmen menjaga nilai-nilai luhur, melestarikan situs cagar budaya, mengkaji makna sakral tradisi, mempelajari naskah kuno, serta mengajarkan huruf-huruf Sunda Kuno. Semua ini dilakukan untuk mengenalkan warisan budaya kepada generasi muda, khususnya Gen Z, dengan pendekatan akademis yang realistis.

Narasumber yang hadir dalam kegiatan ini:

  • Dr. (HC) Cepi Kusma, S.Pd.
  • Panji Topan (Magister Filologi)
  • Drs. Warjita
  • Dadan Khaerudi

Koran Fakta

Koran-Fakta.id Adalah media Online dengan Tag Line Kreativitas Lokal Referensi Global, Untuk Memberikan Informasi yang Berimbang,Informatif, Edukatif, yang Sesuai dengan Pedoman Undang-Undang PERS Nomor 40 Tahun 1999 dan Pedoman Pemberitaan Media Siber Dewan Pers tertanggal 30 Januari 2012

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here