KORAN-FAKTA.ID – Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Garut melaksanakan kegiatan reses selama beberapa hari, yakni mulai dari tangga 4 hingga 11 November 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk menyerap aspirasi masyarakat di daerah pemilihan (Dapil) masing-masing.
Masa reses merupakan waktu di mana DPRD melakukan kegiatan di luar masa sidang, terutama di luar gedung DPRD. Pada masa reses, para anggota DPRD berkesempatan untuk bertemu dan berinteraksi langsung dengan masyarakat di dapilnya masing-masing.
Salah satu contohnya adalah Yudha Puja Turnawan, Anggota DPRD Kabupaten Garut dari Fraksi PDI Perjuangan. Ia menjalankan reses dalam masa sidang III tahun 2023 di aula Desa Jatisari, Kecamatan Karangpawitan, pada Senin (5 Desember 2023).
Dalam reses tersebut, Yudha Puja Turnawan menampung berbagai usulan dan keluhan dari masyarakat.
“Di sini barusan banyak kader posyandu yang mengeluhkan dan meminta adanya BPJS PBI untuk masyarakat. Dari populasi 2,7 juta penduduk di Garut, sebanyak 1,7 juta memiliki BPJS baik mandiri maupun PBI, sehingga secara aktual, hanya sekitar 61% yang tercakup, meskipun dalam catatan sudah mencapai 87%,” ungkap Yudha kepada wartawan usai kegiatan.
Masih banyak orang miskin yang belum memiliki BPJS, sehingga ketika mereka sakit dan memerlukan perawatan di rumah sakit, mereka menghadapi masalah pembiayaan.
“Kemarin kami dari Fraksi PDI Perjuangan telah memberikan mandat kepada Bupati dalam sidang Paripurna, bahwa alokasi dana untuk BPJS PBI sebaiknya tidak hanya berasal dari pajak rokok, namun juga dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 25% yang harus dialokasikan untuk pembayaran BPJS,” tambahnya.
“Kami melihat masih banyak masyarakat yang membutuhkan BPJS PBI namun belum tercover. Selain itu, kader posyandu menginginkan kenaikan insentif, permintaan pembelian laptop untuk memfasilitasi tugas mereka, serta akses link yang sangat diperlukan bagi kader posyandu karena mereka adalah garda terdepan dalam menciptakan generasi emas 2045. Saat ini, angka stunting di Kabupaten Garut berhasil turun drastis dari 35% menjadi 15% berkat kerja keras para kader posyandu yang secara aktif melawan stunting,” lanjutnya.
“Selain itu, kami juga mendapatkan informasi mengenai masalah teknis irigasi yang mengalami kerusakan. Hal ini menyebabkan air tidak mengalir dengan baik dan menyebabkan masalah seperti sedimentasi serta kerusakan di sepanjang jalur irigasi. Kami berharap PUPR dapat melakukan investigasi menyeluruh terhadap jaringan irigasi sekunder guna mengetahui sejauh mana kerusakannya. Perbaikan ini menjadi sangat mendesak karena sektor pertanian kita menyumbang 37% dalam Produk Domestik Regional Bruto (PRDB). Ketersediaan air untuk para petani menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas pertanian dan hal ini perlu mendapat perhatian serius,” tegasnya.
Yudha mengakui, Jumlah peserta reses saat ini sangat membeludak dari masyarakat umum sebanyak 183 orang, sementara dari internal sebanyak 112 orang, dan dibagi menjadi dua sesi acara,” tutupnya. (J Wan)