KORAN-FAKTA.ID – Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi Universitas Garut pada Sabtu, 22 Juni 2024. Menggelar Satyavratalk bersama bakal Calon Bupati Garut/ Wakil Bupati Garut Pilkada 2024. Bertempat di Aula Universitas Garut (UNIGA)
Kegiatan tersebut menghadirkan Rhesa Yogaswara, Abdusy Syakur Amin dan L Putri Karlina. dengan mengusung tema “Memahami Tantangan dan Peluang Ekonomi Generasi Muda,”
Bakal calon bupati dari Partai Amanat Nasional (PAN), Rhesa Yogaswara memberikan pandangannya pentingnya digitalisasi dalam menghadapi era modern, meskipun sebagian masyarakat mungkin belum sepenuhnya siap.
“Dalam konteks ekonomi digital, kita tidak bisa menghindari peran digitalisasi. Edukasi digital harus terus berjalan, dan adopsi digital dalam proses usaha harus didampingi, terutama untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM). Pelatihan digital menjadi sangat penting untuk berbagai sektor,” ungkap
Menurutnya, selain sektor pertanian yang tetap menjadi fokus utama, Garut memiliki potensi besar untuk mengembangkan sektor agrowisata dan industri kreatif.
“Agrowisata menggabungkan keindahan pertanian dan pariwisata, yang dapat mendukung UMKM baik di bidang kuliner maupun non-kuliner seperti fashion, mengingat Garut terkenal dengan produk kulitnya,” lanjutnya.
Rhesa Yogaswara memandang bahwa pengembangan subsektor-sektor ini akan menjadi pilar ekonomi Garut di masa depan, menciptakan lapangan kerja baru dan meningkatkan pendapatan masyarakat lokal.
“Sektor-sektor ini harus terus dikembangkan dan didukung agar dapat memberikan kontribusi maksimal bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat Garut secara keseluruhan,” tutupnya.
Sementara Abdusy Syakur Amin Bakal Calon Bupati Garut Partai Golkar menyoroti pentingnya peranan teknologi dalam perekonomian modern.
“Namun, perlu diingat bahwa tidak semua aspek dapat di digitalkan. Misalnya, sektor pertanian tetap harus diawasi langsung di lapangan,” ujar A Syakur.
Syakur menekankan bahwa perhatian harus diberikan pada dua hal utama: sektor riil dan digitalisasi, Artinya, kata Ia, produktivitas dan desain produk-produk riil perlu diperhatikan.
“Sementara untuk digitalisasi harus digunakan sebagai alat untuk meningkatkan keunggulan sektor riil, mulai dari pemasaran, promosi, hingga pengemasan. Kedua-duanya harus diperhatikan,” jelasnya.
A Syakur juga mengusulkan intervensi untuk menjembatani sektor riil dan digitalisasi, termasuk intervensi itu bisa datang dari mahasiswa yang memiliki kepedulian, kompetensi, dan kepekaan yang baik.
“Mereka dapat membantu mengidentifikasi masalah-masalah di desa, mencari solusi, dan mengembangkan potensi bersama masyarakat setempat,” ungkapnya.
Lebih lanjut, A Syakur menekankan pentingnya keterlibatan generasi muda secara langsung dalam menghadapi ketimpangan antara daerah kota dan desa.
“Mohon maaf jika mengandalkan aparatur pemerintah kabupaten saja akan memakan waktu lama. Tetapi jika semua pihak, terutama generasi muda, ikut terjun langsung, kita bisa membuat perubahan yang signifikan. Generasi muda harus memiliki nyali besar dan terjun langsung,” tegasnya.
Dengan pandangan ini, Syakur berharap generasi muda dapat menjadi motor penggerak dalam menghadapi tantangan ekonomi di era digitalisasi dan membawa perubahan positif bagi Kabupaten Garut (J Wan)